Masih tentang sebuah fenomena alam favorit kebanyakan orang. Tak terkecuali saya. Hujan.
Mencintai sepaket mendung, sejuk, basah, pelangi, dan tentu sebongkah berkah.
Dan lagu Frau, Mesin Penenun Hujan ini, seperti memberi kontak jiwa dan raga antara hujan itu sendiri dan saya (tentu saja karena saya yang bersenandung, maka sah bahwa 'aku' di sini adalah saya ^.^)
dan bernyanyilah saya...
Merakit mesin penenun hujan
Hingga terjalin, terbentuk awan
Semua tentang kebalikan
Terlukis, tertulis, tergaris di wajahmu
Keputusan yang tak terputuskan
Ketika engkau telah tunjukkan
Semua tentang kebalikan
Kebalikan di antara kita
Kau sakiti aku, kau gerami aku,
Kau sakiti, gerami, kau benci aku
Tetapi esok nanti kau akan tersadar
Kau temukan seorang lain yang lebih baik
Dan aku kan hilang, ku kan jadi hujan
Tapi takkan lama, ku kan jadi awan
Merakit mesin penenun hujan
Ketika engkau telah tunjukkan
Semua tentang kebalikan
Kebalikan di antara kita
dan saya...adalah hujan itu sendiri. Yang nantinya karenamu, saya akan berubah menjadi awan.
puisi yang indah
BalasHapus