Sabtu, 07 Agustus 2010

Mengenang Rindu


Memikirkanmu di pagi ini. Mengingat semuanya lagi dengan sejelas-jelasnya.
Jantungku masih berdegup dengan irama yang sama setiap mengingatmu.
Masih dengan sebentuk senyum yang sama setiap mengingat kebersamaan kita.
Masih dengan tarikan nafas yang sama, aku merasakan udara yang sama masuk ke paru-paruku. Udara yang sama yang kuhirup saat masih bersamamu.
Masih dengan nyanyian yang sama, dengan nada dan irama yang bersenandung namamu.
Tubuhku Masih melayang sama tinggi. Setinggi saat dulu aku terbang dengan sayapmu.

Hampir menangis karena sesak, bukan karena sesal dengan keadaan ini. Tapi karena diriku yang masih berdiri di tempat yang sama. Melihat punggungmu menjauh, mendengar suaramu yang semakin lirih karena jarak, dan mencium angin yang berhembus karena gerakan tubuhmu yang melangkah pergi.

Tuhan, beri aku kepercayaan pada kekuatanku. Sekuatku berdiri dan melangkah ke arah sebaliknya, kenapa masih penuh dengan dirinya? Aku paham, aku akan dengan mudah melupakan siapapun dan apapun kecuali perasaan-perasaanku. Aku paham siapapun tak akan pernah melupakan perasaan yang pernah dia rasakan. Tapi aku ingin membuat perasaan ini membantuku hidup. aku menginginkannya untukku, ingin memilikinya seutuhnya, membagi hidup dan tidurku bersamanya. Menjadikannya tokoh utama dalam setiap bagian cerita hidupku. Membahagiakannya dengan kekuatan yang kumiliki, bersandar saat aku kehilangan kekuatan. Menjaganya dari kepedihan hidupnya, memberinya ketenangan dan cerita bahagia. Menghadiahi lagi tangis bahagia untuknya, menemani setiap tawa dan tangisnya. Memberi energiku di setiap lelahnya, dan terus bersamanya.


Tuhan, Kau mengerti?permohonanku memang begitu berantakan…karena aku memang begitu banyak menginginkannya tapi aku tak tau mana yang kuinginkna lebih dulu atau mana yang paling kuinginkan. Tuhan…aku mengerti hukum ‘Kau tidak selalu memberikan apa yang hambaMu inginkan’, tapi aku mohon dengan sangat, kabulkanlah permohonan Sukma yang telah mencoba mengikuti alur yang ada selama ini. Tuhan, setidaknya pagi ini Kau sampaikan padanya aku merindukannya. Tuhan, aku takut menyayanginya melebihiMu. Aku percaya rasa ini dariMu, aku yakin Kau punya andil besar di hati ini. Kaulah penulis naskah hidupku dan hidupnya. Terimakasih untuk kepercayaanMu atas perasaan ini, akan kujaga demi Kau…semoga Kau tak sedang marah walaupun Kau pantas marah padaku. Semoga Engkau memberi jawaban secepatnya padaku, karena aku menunggu…Amien…

(saat keadaan begitu dingin karena rindu)


it was!!yeeeey!!hehehehe....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Chat With Sukma

Ini blog biasa, dengan misi sederhana..menulis sajalah. Semoga bermanfaat....=)