Jumat, 19 Agustus 2011

Gandeng Aku, Kak...!!




Masih sama seperti pagi kemarin, aku dan kakak berjalan kaki berangkat ke sekolah. Aku kelas 1 dan kakak kelas 4 di sekolah dasar yang sama. Kakak menggandengku sepanjang jalan, digenggamnya dengan erat tanganku seperti takut akan terlepas.

Aku memang tidak bisa kalau hanya berjalan begitu saja. Sesekali harus melompat, entah melompati lubang di jalan atau melompat untuk memetik bunga yang lebih tinggi dari tinggi badanku. Sesekali harus berlari, entah mengejar kupu-kupu, atau sekedar minta dikejar kakak.

"Jaga baik-baik adikmu Wulan, jangan sampai Lintang jatuh lagi," pesan ibu saat kami berpamitan ke sekolah pagi tadi. Pesan itu sepertinya yang membuat kakakku menggenggam tanganku lebih erat dari biasanya. Tangan kami yang bertautan sepanjang jalan mulai basah oleh keringat. Padahal perjalanan masih jauh.

Aku yang mulai tak nyaman mulai protes. "Lepaskan kak! capek digandeng terus, aku janji tidak akan jatuh..," aku merajuk sambil menarik tanganku.

Kakak hanya diam saja, sambil terus menahan genggamannya.
"Kak......!," aku mulai marah. Luka di lututku yang belum kering sesekali masih perih kalau tersenggol rok sekolah. Membuatku berjalan dengan cara yang aneh.

"Kenapa Lintang begitu jalannya, Lan?" teriak tetanggaku dari dalam warungnya yang kami lewati.
"Lututnya bopeng, Mak. Kemarin jatuh tersandung batu," kakakku tak kalah kencang berteriak.

"Kak..Lintang janji tidak akan lari..lepaskan kak," aku masih merajuk, kali ini tanpa menarik tangan. Kakak masih diam saja tak menggubrisku. Kakak malah menggoyang-goyangkan tangan kami ke depan dan ke belakang sambil bernyanyi-nyanyi kecil.

Sambil terus cemberut, aku pasrah digandeng kakak sampai tiba di sekolah. Begitu kami berdua masuk pagar sekolah, sekuat tenaga kutarik tangan kananku yang mulai licin karena keringat. Kakakku yang tak siap tak bisa menahan genggamannya lagi. Setelah lepas, aku melompat girang dan berlari kencang ke arah kelas.

"Dadaah kak....nanti Lintang pulang sendiri saja. Lintang tidak mau digandeng kakak lagi...Capek!" teriakku sambil berlari makin kencang, dan "Brukkk!"
Aku terjerembab di tengah lapangan sekolah. Aku terngkurap tepat di genangan air sisa hujan semalam. Badanku penuh lumpur, wajahku perih.

"Kakaaak.......!huwaaa....sakiiiiitt....!" tangisku seketika. Kakakku langsung berlari menghampiriku. Masih tak berkata apa-apa, dia terburu-buru membersihkan wajahku dari lumpur dengan saputangannya. Kakak masih diam, dan aku menangis semakin kencang.

Diangkatnya badan kecilku yang kotor oleh lumpur. Kakak menggendongku di punggungnya. Bajunya pun kotor karena lumpur di bajuku.
Aku masih menangis..Lalu tiba-tiba kakak menarik tanganku yang menggelayut di lehernya, dan mencium tanganku dengan lembut. "Sudah..cup...Maafkan kakak, lain kali kakak akan lebih kuat menggandengmu, Lintang,"

Tangisku sempat terhenti, lalu pecah lagi. "Kakak....maafkan Lintang....," teriakku, sambil memeluk lehernya. Kakak hanya mengangguk kecil dan berjalan keluar gerbang sekolah. Kami pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Chat With Sukma

Ini blog biasa, dengan misi sederhana..menulis sajalah. Semoga bermanfaat....=)